Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Metode pembelajaran ini pertama kali disusun oleh H. As’ad Humam di Yogyakarta. Buku metode Iqro’ ini disusun/dicetak dalam enam jilid sekali. Di mana dalam setiap jilidnya terdapat petunjuk mengajar dengan tujuan untuk meudahkan setiap peserta didik (santri) yang akan menggunakannya, maupun ustadz/ustadzah yang akan menerapkan metode tersebut kepada santrinya. Metode iqro; ini termasuk salah satu metode yang cukup dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah umum digunakan ditengah-tengah masayarakat Indonesia.
Menurut Meneg, K.H. As’ad Humam yang hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setinggi SMP) ini juga bisa disebut “pahlawan”, yakni levitra netistä pahlawan penjaga kelestarian Al-Qur’an dan pahlawan yang telah membebaskan jutaan anak Indonesia dari buta Al-Qur’an. Berkat hasil karyanya ini jutaan anak muslim Indonesia dengan mudah mempelajari Al-Qur’an.
Pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun sang penemu metode ini K.H. As’ad Humam telah dipanggil Allah SWT. Dan menghembuskan nafas terakhirnya di Bulan Suci Ramadhan hari Jum’at(2/2) sekitar Pukul 11:30 memang, dimana sejak 14 Desember tahun l1995 ia telah sakit dan pernah diopname di Rumahsakit Muhammadiyah Yogyakarta sekitar 2 bulan. Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi.
Pada saat pelepasan menuju tempat peristirahatan terakhir jenazah bapak 6 anak dan kakek 10 benar-benar dikenang masyarakat luas baik masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Hal ini terbukti pada sambutan Menteri Agama RI yang saat itu Dr. H. Tarmizi Taher yang dibacakan Kakanwil Daerah Istimewa Yogyakarta Muhda Hadisaputro SH pada saat upacara pemakaman. Ia menjelaskan dalam pidatonya bahwa Hasil karya K.H. As’ad Humam benar-benar sudah go internasional. Lebih lanjut oleh Menag RI dijelaskan Metode Iqro selain sudah diterapkan di beberapa negara tetangga, semacam Malaysia, Singapura dan Brunai Darusalam.juga sudah diterjemaahkan kedalam berbagai bahasa, bahkan dilakukan penjagaan penggunaannya oleh kalangan muslimin di Amerika Serikat.
Tak mengherankan kalau metode iqro berkembang pesat. Sampai saat ini (data penulis tahun 2007) tercatat 30 ribu TKA/ TPA. Dengan santri mencapai 6 juta lebih menerapkan metode ini. Bulan Juli tahun 1995 Presiden Soeharto mewisuda ribuan santri TKA/TPA. Wakil persiden juga melakukan hal yang serupa di Yogya dalam berbagai even misalnya MTQ juga acap menampilkan santri TKA yang mendemonstrasikan kemampuan mereka membaca Al-Qur’an. Metode Iqro memang sudah diakui dan dimanfaatkan banyak orang. Pemerintah sendiri juga telah menganugrahkan penghargaan kepada K.H. As’ad Humam atas hasil karyanya ini. Tahun 1991 Mentri Agama RI (waktu H Munawir Sjadzali MA. Menjadikan TKA /TPA
yang didiriakn K.H. As’ad Humam di kampung Selokraman Kotagede Yogya sebagai balaii litbang LPTQ Nasional, yang berfungsi sebagai Balai Latihan dan pengembangan dan lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an.
Dari waktu kewaktu metode Iqro semakin memasyarakat. Bukan saja masyarakat sekitar yang memanfaatkannya, tetapi merembet masyarakat pelosok di DIY, berbagai daerah di luar YID, bahkan akhirnya merembet ke seluruh Indonesia. Yang mempermudah persebaran metode ini antara lain karena keihklasan K.H. As’ad Humam dan para anak buahnya di sekretariat Team Tadarus AMM Kota Gede, yang merupakan markas dan cikal bakal TKA/TPA sebagai realisasi pengajaran metode Iqro terhadap masyarakat yang datang dan ingin memanfaatkan metode ini.
Setiap metode pembelajaran yang digunakan tentu memiliki metode tersendiri, namun secara umum metode pelaksanaan pembelajran untuk membuka pembelajran itu sama, seperti pemasangan niat, berdoa, berwudhu dan lain-lain, namun dalam kegiatan intinya yang memilki teknik-teknik atau langkah-langkah masing-masing yang berbeda setiap metode pembelajaran.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran metode ini berlangusng melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Ath thriqah bis Sual Limaqoo Shidit Ta’limi, yaitu ustadz/ustadzah mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan santri menjawab atau ustadz/ustadzah menunjuk bagian-bagian huruf tertntu dan santri membacanya